Padepokan panembahan Senopati di Desa Jatisari Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo. Padepokan ini didirikan untuk melestarikan budaya luhur Nusantara ,karena setelah kita mengkaji nilai luhur nusantara sudah banyak yang punah serta tertimbun reruntuhan kemajuan zaman.
Kita dapat Meraba,
bahwa para Nenek Moyang kita , banyak peninggalan yang harus kita
lestarikan di antaranya, berbagai minyak, seperti macam Japa, macam Mantra,
macam Asmak, serta macam Rajah
dan macam Ajian .
Selain itu, masih
banyak lagi yang masih belum di Register (terdaftar) dalam
melestarikannya. Sebab, ini perlu mencari bibit generasi muda yang Ulet,
Dispilin dan Tekun dalam
menjalani semua ujian berbagai hal.
Sekarang, sudah
banyak terjadi penggeseran nilai kepercayaan pada yang masuk akal saja.
Artinya, tanpa berbuat yang Magic (kekuatan), para anak muda sudah
menyepelekan hal demikian.
Bahkan, para
pendahulu kita telah membuktikan berbagai fakta untuk melestarikan daya dan
nusantara. Suatu contoh,
dalam memerangi Belanda dan Jepang nenek moyang kita hanya menggunakan kacang
hijau untuk melumpuhkan para penjajah di negara kita ini. Bahkan, kacang hijau
itu, berubah menjadi pasukan Ghaib. Begitu juga alat berat penghacur,
hanya di Ketepel oleh nenek moyang kita langsung runtuh begitu saja.
Oleh karena itu,
keprihatinan untuk menumbuhkan semangat, pedepokan penebahan Senopati mengajak
para generasi penerus bangsa agar peduli kepada budaya nusantara ini. Bahkan,
penembahan sendiri, ingin terus
melestarikan adanya kekuatan Ghaib.
Sehingga, masih
ada orang yang peduli terhadap peninggalan leluhur kita yang telah menjalani
macam ritual Tapa Brata Ngembleng, Kumkum, Pati geni, Tirakat, bertapa puasa,
Ruwetan dan Ngerawut.
Dengan demikian,
padepokan penembahan senopati siap membimbing dan mengarahkan serta memberi
petunjuk menjadi murid, guru. Bahkan siap mencetak untuk menjadi maha guru dan
guru besar. Agar budaya nusantara ada penerusnya, setelah padepokan penebahan
senopati mempelajari serta menelaah adanya Minyak-Minyak, Japa-Japa , Mantra,
Ajian, Asmak, itu di dapat. Ternyata
sangat sulit, karena orang dulu mau dapat minyak itu harus bertirakat
berbulan bahkan ada yang bertahun hanya ingin mendapatkan satu minyak.
Begitu juga
Mantra dan Ajian mau mendapat kan itu perlu lapar dan melek untuk mendapatkan
Ilham, Wahyu yang di ajar kan lewat Ghaib, bahkan pendahulu kita ada yang
merelakan dirinya bertapa untuk mendapatkan Ajian dan Mantra saking
begitu sulitnya.
Oleh karena itu,
mari kita hargai para pendahulu kita yang sampai merelakan dirinya bertapa,
masak kita yang hanya meneruskan hasil tapa mereka tidak mampu meneruskan ,
sungguh dait dan sedihnya kalau semua generasi muda tidak ada yang peduli untuk melestarikan peninggalan
ini.